PRAKTIKUM 1
PERTUMBUHAN
RABU 12 OKTOBER 2016
RIZKY SURYAMAN SIMBOLON (E1I015024)
ASISTEN DOSEN :
RESTI KONTESA
SHERLY ANDRANI
TRI ANGGITA
WINDA LESTARI
WIWIK AMBARWATI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Biologi perikanan sebagai dasar
ilmu mengenai semua aspek-aspek yang berhubungan dengan studi biologi ikan.
Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan selama hidupnya.
Selain itu makhluk hidup juga melakukan
reproduksi untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Begitu juga yang terjadi pada
ikan,pertumbuhan tersebut dapat diamati secara fisik atau melalui pengamatan
perkembangan jaringan. Pertumbuhan pada ikan dapat berlangsung lambat ataupun
cepat.
Pertumbuhan ikan meliputi
perubahan ukuran bagian-bagian tubuh dan fungsi fisiologis tubuh. Pertumbuhan
ikan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.
Praktikum mengenai pertumbuhan
ikan,aspek reproduksi dan kebiasaan makanan ikan sangat berkaitan dengan
program studi biologi perikanan di Departemen Manajemen Sumberdaya perikanan
merupakan salah satu upaya untuk memberikan kemampuan dalam menganalisis dan
menduga pertumbuhan dan perkembangan ikan. Sehingga dengan demikian dapat
melihat jumlah stok yang ada di alam berdasarkan ukuran ikan.
1.2 TUJUAN
Tujuan
dilakukannya praktikum pertumbuhan ini adalah untuk mengetahui perkembanagn
yang dialami ikan melalui analisa beberapa parameter seperti panjang,
berat,faktor kondisi, dan cohort. Selain itu kita dapat menduga secara
kualitatif tingkat pertumbuhan yang dialami oleh ikan,dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ikan,serta pola pertumbuhannya sehingga dapat diduga
perkembangan dari populasi ikan tersebut.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Rabu,tanggal 12 Oktober
2016, pukul 12.00 – 13.40
WIB dan bertempat di Laboratorium program
studiilmukelautandan Perikanan,FakultasPertanian,Universitas Bengkulu.
2.2Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah
alat bedah,penggaris,timbangan digital,papan skala,botol film,kertas
label,benang,tisu,lap,plastik meteran,dan kantong palstik hitam.
Bahan
yang digunakan oleh setiap praktikan untuk praktikum ini adalah 2 ekor Ikan Nila (Oreochromisnniloticus)jantandanbetinasertaformalin secukupnya.
2.3 Prosedur Kerja
a)
Mengambil ikan dan meletakkan diatas
baki atau plastik meteran yang digunakan sebagai alas meja praktikum untuk
diamati.
b)
Apabila ikan masih hidup maka melumpuhkan
dahulu dengan menusukkan jarum di bagian otaknya tepatnya pada bagian medulla
oblongata. Kemudian ikan dikeringkan dengan tisu agar saat membedah ikan mudah
dipegang dan tidak licin.
c)
Kemudian Ikan diberi label agar tidak
tertukar dan mudah dibedakan.
d)
Sebelum dibedah,terlebih dahulu ikan
diukur panjang total dan panjang bakunya dengan papan skala. Kemudian beratnya
diukur menggunakan timbangan digital.
e)
Membedah ikan dengan hati-hati agar
organ di dalamnya tidak rusak.
f)
mengamati jenis kelamin berdasarkan
gonad dan catat tingkat kematangan gonadnya.
g)
Mengambil gonad ikan kemudian masukkan
ke dalam botol film dan tambahkan formalin secukupnya.
h)
memisisahkan usus dari rongga perut dan
organ-organ lainnya kemudian diburai.
i)
Mengikat setiap ujung dari usu kemudian
ukur panjangnya. Apabila usus putus sambung dengan diikat dengan benang.
j)
Mencatatpanjang usus kemudian masukkan
ke dalam botol film dan tambahkan formalin secukupnya.
2.4 Analisa Data
Analisa data mengenai perhitungan
panjang dan berat pada ikan :
1. Pertumbuhan
Panjang
Model
pertumbuhan yang digunakan adalah model Van Bartalanffy Plot ( VBP)
a) Banyak
kelas.
N = jumlah seluruh data
b) Selang
kelas
c) Frekuensi
selang kelas penjang
d) Grafik
histogram
2. Pertumbuhan
Berat
Sama dengan pertumbuhan panjang, tetapi
menggunakan data berat.
3. Hubungan
Panjang dan Berat
Pertumbuhan dianalisa dengan menggunakan
parameter panjang dan berat yaitu dengan rumus: w/L
Dimana
:
W
= berat
L
= panjang
a dan b = konstanta
Berdasarkan
pola hubungan linear maka :
Atau
Korelasi parameter dari hubungan panjang
dan berat :
1. b = 3,
pertumbuhan isometric (pertambahan panjang ikan seimbang dengan pertambahan
beratnya)
2. b ≠ 3,
pertumbuhan allometrik
3. b <
3, allometrik negative (pertambangan panjang lebih dominan)
4. b >
3, allometrik positif (pertambahan berat lebih dominan)
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Ikan Nila
(Oreochromisnniloticus) secara umum
Klasifikasi ikan Nila
Gambar 1. Ikan nila
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : chordata
Kelas : pisces
Ordo : percormorphii
Famili : cichlidae
Genus : oreochromis
Spesies : Oreochromisniloticus(Yasidi,2005)
MorfologiIkanNila
Bentuktubuhikannila
secara umum adalah panjang dan rampung, sisik berukuran besar, mata besar,
menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih, gurat sisi (linea lateralis)
terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tapi letaknya lebih kebawah
dari pada letak garis yang memanjang diatas sirip dada. Sirip punggung, sirip
perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tapi keras dan tajam seperti
duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam.
Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam. Ikan nila memiliki
lima sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip
perut (ventral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip
punggungnya memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip
ekor. Ada sepasang sirip dada dansiripperut yang berukurankecil, sirip anus
hanyasatubuahdanberbentukagakpanjang, sedangkansiripekorberbentukbulatdanhanyaberjumlahsatubuah.
Letak mulut terminal atau diujung
tubuh. Posisi perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Mulut ikan nila yang
dapat disembulkan keluar, sehingga mulut ikan nila ini dapat dimasukkan
kedalam, jenis mulut bentuk terminal. Ikan nila mempunyai dua linea lateralis
yang benbentuk garis putus-putus, kedua linea lateralis tersebut tidak saling
berhubungan, melainkan terpisah yang satu dengan yang lainnya. Linea lateralis
yang pertama mulai dari operculum sampai perut dan linea lateralis yang kedua
terdapat pada bagian ekor. Ikan nila ini secara khusus mempunyai ciri yaitu
berupa alat pernapasan tambahan yang berupa labirin ang berfungsi untuk
mempertahankan diri untuk hidup didalam air yang kandungan oksigennya rendah.
Dan ikan ini termasuk kedalam Eurihaline yaitu ikan yang mampu hidup dalam
kisaran salinitas yang luas antara 5-45 ppm(Effendie, 1997).
Anatomi
Ikan Nila
Sistem ekskresi adalah system pembuangan proses
pembuangan metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit,
ginjal dan melalui saluran pencernaan. System reproduksi adalah system yang
mempertahankan spesies dengan menghasilkan keturunan yang fertile. Embriologi
ialah urutan proses perkembangan dari zygot sampai dengan anak ikan dan sampai
seterusnya. Organ reproduksi diantaranya adalah organ kelamin, yang
menghasilkan sel gamet (kelamin) yaitu spermatozoa (gonad jantan), biasanya
sepanjang kiri dan kanan lalu menghasilkan pulu (gonad betina) yaitu
ovarium.Jenis dan bagian fungsi sisikKulit memproduksi sisik yang menutupi
permukaan tubuhnya, setiap sisik di bentuk dalam kantung epidermis. Tumbuhnya
terus menerus selama ikan tersebut masih hidup dan tidak mengalami regenerasi,
apabila mengalami kerusakan atau hilan, waktu pertumbuhannya bergantung pada
cadangan material baru di sekitar pinggir atau di insang, sehingga ilmuwan
dapat mengetahui umur ikan tersebut dengan lingkaran cincin pada sisikPada ikan
nila tersebut sisik yang melingkupi tubuhnya sisik pada ikan ini termasuk pada
tipe terost, yang tidak memiliki cnamel, dentin dan lapisan pembuluh tulang,
hanya memiliki berkas lama saja (Romimohtarto, 2005).
3.2 Pertumbuhan Panjang
3.2.1 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Total
Grafik 1.
Sebaran panjang total ikan nila
Berdasarkan tabel dan grafik pada sebaran panjang
ikan nila diatas, selang kelas yang memilikipanjang tertinggi yaitu selang kelas 21.7 dankelas 23.1 denganfrekuensisama-samatinggi
yaitu28.8 sedangkan selang kelas yangmemilikipanjang terendah adalah selang kelas 26.5 denganfrekuensi 2,7.
3.2.2 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Jantan
Grafik 2.
Panjang total ikan nila jantan
Dilihat dari grafikpanjangkannilajantan diatas, dapat kita simpulkan bahwa
panjang ikan nila jantan tertinggi terletak pada selang 21,4 dan nilai panjang
ikan nila jantan terendah terletak pada selang 19,7 dan 24,8.
3.2.3 Pertumbuhan Panjang Ikan Nila Betina
Grafik
3. Panjang ikan nila betina
Dilihat dari grafikpanjangkannilabetina di atas,dapat kita lihat bahwa panjang
ikan nila betina tertinggi terletak pada nilai 22,5 dan nilai terendah terlerak
pada nilai 26,5.
3.3
Pertumbuhan Berat
3.3.1
Pertumbuhan Berat Ikan Nila
Grafik
4. Berat total ikan nila
Pada grafik di atas dapat dilihat
sebaranberat ikan nila diatas dapat di simpulkan
bahwa selangkelasyang memilikiukuranberatterbesar adalah 187,7
dan yang terkecil adalah 329 dan 376,1.
3.3.2
Pertumbuhan Berat Ikan Nila Jantan
Grafik
5. Berat total ikan nila jantan
Pada grafikberat total ikanjantan di atas dapat dilihat,
sebaranberat ikan nilajantanyang
memilikiukuranberatterbesar adalah 203,2 dan
yang terkecil adalah 363,1
3.3.3 Pertumbuhan
Berat Ikan Nila Betina
Grafik 6. Berat total ikan nila betina
Berdasarkan grafikberat total ikannilabetina diatas, berat ikan nila betina
tertinggi terletak pada nilai 213,2enganfrekuensi
32,6
dan berat terendah terletak pada nilai 373,1denganfrekuensi
1,9.
3.4
Hubungan Panjang Berat
3.4.1
Hubungan Panjang Berat Ikan Nila Jantan
Pertumbuhan panjang tubuh ikan
tentu saja dibarengi dengan pertumbuhan berat ikan tersebut (Arie,1990).
Grafik
7. Hubungan panjang dan berat ikan nila jantan
Berdasarkan grafik hubungan
panjang berat ikan nila jantan dengan ikan nila betina maka dapat dilihat bahwa
grafik hubungan panjang dan berat
ikan nila diatas menunjukkan nilaiy = 0.0143x3.0952. Nilai R² = 0.989 yang berarti model dugaan dapat menjelaskan model observasi.
3.4.2 Hubungan
Panjang Berat Ikan Nila Betina
Grafik 8. Hubungan panjang berat ikan nila betina
Berdasarkan grafik hubungan
panjang berat ikan nila jantan dengan ikan nila betina maka dapat dilihat bahwa
grafik hubungan panjang dan berat
ikan nila diatas menunjukkan pola y sebesar 58.321x0.3913. Nilai R2= 0.9333 yang
berarti model dugaan dapat menjelaskan
model observasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari data 111
ekor ikan nila (Oreochromis niloticus)yang diamatiuntukmengetahuiperkembangannyamelaluianalisis yang diukur,
memiliki ukuran berat dan panjang yang berbeda-beda.Ukuran ikan terpanjang 28
cm dan terberat 400 gram, sedangkan ukuran ikan terpendek
15,5 cm dan beratnya 70
gram.
Secara kualitatif tingkat
pertumbuhan yang dialami ikan nila adalah
didominan oleh berat ikan daripada panjang ikan dan dalam kondisi gemuk.Pertumbuhanadalahpertambahanukuran,
baikpanjangmaupunberat. Pertumbuhandipengaruhifaktorgenetik, hormon dan
lingkungan (zathara).
Yang termasuk
faktor dalam tersebut adalah faktor keturunan, dimana faktor ini mungkin dapat
dikontrol dalam suatu kultur, salah satunya dengan mengdakan seleksi yang baik
bagi pertumbuhannya sebagai induk. Kemudian faktor jenis kelamin, kemungkinan
tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali cenderung mempengaruhi
pertumbuhan, yang menjadi lambat karena sebagian makanan tertuju pada
perkembangan gonad tersebut.Faktor
luar yang utama mempengaruhi pertumbuhan seperti suhu air, kandungan oksigen
terlarut dan ammonia, salinitas dan fotoperiod (Alwin,2015).
4.2 Saran
Sebaiknya didalam praktikum
biologi perikanan mahasiswa dapat lebih mengetahui lagi tentang materi
tersebut, dan diharapkan dalam melakukan pratikum pratikan lebih teliti dan
tertib.
DAFTAR PUSTAKA
Alwin,2015. LaporanlengkapBiologiPerikanan.http://pengantaroseanografi.blogspot.co.id/2015/03/laporan-lengkap-biologi-perikanan.html.diaksespadatanggal 26
Oktober 2016.pukul 16.45 wib.
Arie, usni.1999. pembenihandanpembesarannila. Penebarswadaya. Jakarta.
Effendie, 1997.
BiologiPerikanan. YayasanPustaka Nusantara Yogyakarta.
Romimohtarto, K. 2005. Ilmu Pengetahuan Biota Laut.Djambatan.
Jakarta
Yasidi, F.2005.
PenuntunPraktikumBiologiPerikanan. FakultasPerikanandanIlmuKelautan.
UniversitasHaluoleo. Kendari.